Dinas PPKUKM | Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta Februari 2025

A.Perkembangan Ekspor

Nilai ekspor Jakarta Februari 2025 mencapai US$ 1.508,15 juta atau tumbuh 5,92 persen dibanding Januari 2025. Dibandingkan Februari 2024 nilai ekspor naik sebesar 95,13 persen.

 

Ekspor migas Februari 2025 senilai US$ 1,44 juta, turun sebesar 17,98 persen

dibanding Januari 2025, atau turun 51,37 persen dibandingkan ekspor Februari

2024.

 

Ekspor nonmigas Februari 2025 senilai US$ 1.506,71 juta, tumbuh 5,95 persen dibanding Januari 2025, atau naik 95,69 persen dibandingkan Februari 2024.   Peningkatan nilai ekspor komoditas terbesar Februari 2025 dibandingkan Januari 2025 adalah logam mulia dan perhiasan/permata US$ 57,15 juta (19,60 persen).  Sementara itu penurunan nilai ekspor komoditas terbesar adalah alas kaki sebesar US$ 19,95 juta (minus 7,56 persen).

 

Menurut sektor, ekspor nonmigas untuk sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan turun sebesar 10,39 persen. Kendati demikian, ekspor sektor pertambangan dan lainnya dan sektor industri pengolahan berhasil tumbuh masing-masing 24.007,74 persen dan 6,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

 

Ekspor terbesar pada Februari 2025 adalah ke Thailand yaitu US$ 235,16 juta, disusul Amerika Serikat US$ 179,58 juta, dan Tiongkok US$ 155,11 juta dengan  kontribusi ketiganya mencapai 37,79 persen.

 

B.Perkembangan Impor

Nilai impor Jakarta Februari 2025 mencapai US$ 5.911,41 juta, turun 6,49 persen dibandingkan Januari 2025 atau tumbuh 2,90 persen dibandingkan Februari 2024.

 

Impor migas Februari 2025 senilai US$ 253,82 juta, naik 7,60 persen dibandingkan Januari 2025 atau naik 14,30 persen dibandingkan Februari 2024.

 

Impor nonmigas Februari 2025 senilai US$ 5.657,59 juta, turun 7,04 persen dibandingkan Januari 2025 atau naik 2,45 persen dibandingkan Februari 2024. Peningkatan nilai impor komoditas terbesar Februari 2025 dibandingkan Januari 2025 adalah besi dan baja sebesar US$ 125,18 juta (53,70 persen). Sementara  itu, penurunan nilai impor terdalam adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$ 165,04 juta (minus 12,59 persen).

 

Menurut klasifikasi golongan penggunaan barang (BEC), nilai impor Februari  2025 terhadap bulan sebelumnya terjadi penurunan pada bahan baku/penolong sebesar US$ 191,41 juta (minus 4,95 persen), diikuti oleh barang modal sebesar US$ 112,61 juta (minus 6,78 persen), dan barang konsumsi sebesar US$ 106,48 juta (minus 13,37 persen).

 

Tiga negara pemasok barang impor terbesar pada Februari 2025 adalah Tiongkok US$ 2.275,52 juta (38,49 persen), Jepang US$ 687,40 juta (11,63 persen), dan Thailand US$ 530,73 juta (8,98 persen).